MINI Cooper S F56 2015 – A Classy Gift
Ada yang bilang, cinta pada pasangan akan kalah kadarnya dengan cinta kita pada anak setelah dikaruniai sang buah hati dikehidupan kita. Kalau dipikir secara logis, memang perasaan yang tadinya ditujukan khusus pada seseorang, kini harus tercurahkan pada
Car : MINI Cooper F56
| Wheels : Rotiform CCV
| Tires : Delinte D7 Thunder
“Sebenarnya mobil ini memang khusus saya persembahkan untuk anak saya, tepatnya untuk jalan-jalan sore bersamanya” buka penikmat kuliner pasta tersebut. Sebuah MINI Cooper saja relatif tergolong mobil yang eye-catching di mata khalayak karena bentuknya yang unik, apalagi sang ayah tidak membiarkan mobil berwarna silver ini dalam keadaan standar pabrik.
Ada yang bilang, cinta pada pasangan akan kalah kadarnya dengan cinta kita pada anak setelah dikaruniai sang buah hati dikehidupan kita. Kalau dipikir secara logis, memang perasaan yang tadinya ditujukan khusus pada seseorang, kini harus tercurahkan pada 2 insan. Hal demikian bisa jadi merupakan latar belakang seorang ayah bernama Edwin pemilik workshop Autospot88, pasalnya Ia khusus menghadiahkan unit MINI Cooper S pada anak perempuannya yang bernama Najla Levana Adjisatryo.
Bisa dibilang, MINI Cooper ini memiliki 3 sektor yang dimodifikasi, yakni di bagian bodi yang menggunakan material carbon fiber sekaligus wrapping di sekujur lapisannya., sektor pelek sebagai penambah segi estetika, dan kaki-kaki di bagian suspensi yang mengaplikasikan sistem coilover yang dapat di adjust/ di sesuaikan keras lembutnya bantingan.
Alasan Edwin memilih MINI F56 sebagai hadiah anak perempuannya adalah layout compact nya yang unik dan cocok dengan karakteristik sang anak yang senang diajak bepergian keliling dalam kota, namun dibalik tampang ‘lugu’ sang MINI, tersimpan tenaga yang cukup untuk mengakomodir hasrat berakselerasi. “konsep modifnya sih daily use dan bolt-on aja biar simpel, enggak yang sampai ekstrim” imbuhnya singkat.
Ketika ditanya dari sekian banyak jenis pelek, kenapa harus Rotiform CCV? Jawaban Edwin pun simpel, karena suka dengan modelnya yang masih jarang orang pakai dan desain spoke dan face nya yang terbilang fresh karena belum banyak model yang serupa. Untuk pelek sendiri, Edwin menyerahkan kepada workshop Permaisuri, lantas bagian bodi MINI-nya Ia kerjakan sendiri di workshop-nya yang terletak di bilangan BSD, Tangsel.
Puas? Pehobi travelling ini bilang “belum, karena kemungkinan ada rencana lanjutan untuk modifikasi”. Hmm... makin penasaran apa yang akan dilakukan seorang ayah untuk membuat estetika mobil anakn kesayangannya makin eye-catching. Well, he surely knows how to raise his daughter. Moral of the story: Teach your kids car addiction, and they won’t have enough time and money for drug addiction.
Memang sebagian mobil tidak perlu memerlukan modifikasi yang ekstrim untuk terlihat pop out, bahkan beberapa diantaranya hanya perlu sentuhan personalisasi simpel di beberapa sektor agar tampil makin manis ketimbang harus menempelkan barang-barang aftermarket yang tak relevan yang makin membuatnya terlihat tampak konyol dan menyimpang dari konsep dasar sang manufaktur mobil.
Contohnya saja proper fitment yang diterapkan Edwin di MINI ini, speknya yang moderate yakni 19” makin membuat status MINI sebagai kendaraan urban ini makin kental saja. pelek tersebut kemudian dibalut dengan ban Landsail yang memiliki profil 225/35/19. Selain itu Edwin juga menambahkan beberapa ornamen khas JCW yang merupakan seri teratas tahta MINI Cooper pada sektor kabin.